Selasa, 14 Oktober 2025

Sebagian 2025

Awal tahun 2025 menjadi pembuka untuk memulai pelajaran baru, dalam rangka menambah kemampuan. Kali ini dimulai dengan mengikuti workshop penulisan cerita anak, beberapa kelas daring juga. Berlanjut mengikuti lomba-lomba cerita anak seperti Sayembara Penulisan Cerita Anak Balai Bahasa Jawa Timur, penerbit SIP, penerbit Litara, Dewan Kesenian Jakarta, Balai Bahasa Lampung, dan Gerakan Literasi Nasional. 

Ikut serta lomba-lomba ini sangat nekat, tapi tekad ini telah diimbangi keseriusan dan ketekunan melalui kelas-kelas berbayar. Setiap pemateri saling melengkapi meski berbeda topik kelasnya. Ini menjadi bekal yang bisa diteruskan untuk berkarya. Meskipun belum lolos di beberapa lomba, setidaknya sudah berusaha melakukan yang terbaik. Berani mencoba lebih baik daripada diam lalu menyesal, bukan?

Rasanya, sudah baca banyak buku cerita anak, bahkan ilustrasi & teks. Semua sudah dibaca, bahkan dianalisis tapi tetap saja tidak lolos. Artinya, butuh banyak belajar lagi sampai akhirnya bisa menerbitkan buku. Februari hingga Juli, terhitung sangat produktif menulis setelah bertahun-tahun jarang ikut lomba nulis karena sibuk dengan organisasi kampus dan non kampus. Senang sekali di tahun 2025 bisa kembali menulis dan ikut lomba.

Di workshop Forum Lingkar Pena Sidoarjo, mengirimkan 1 naskah cerita anak. Tentu saja membaca cerita anak lebih dulu sebagai pelajaran utama. Naskah diterbitkan dalam bentuk antologi bersama para anggota baru FLP Sidoarjo, dan peserta umum. Ini menjadi acara perdana FLP yang mengabadikan karya anggota baru bersama peserta workshop.

Di Sayembara Penulisan Cerita Anak Balai Bahasa Jawa Timur bagian 1 Dwi Bahasa, mengirimkan 1 naskah baru. Namun, tidak lolos. Di bagian 2 Berbahasa Daerah, mengirimkan 1 naskah (bagian 1) dan 2 naskah baru. 1 naskah baru lolos dan saat ini sedang dalam proses ilustrasi.

Di penerbit SIP, lomba dongeng fabel, mengirimkan 1 naskah baru. Wow, pengalaman baru juga ini menulis dongeng fabel. Seperti langkah awal lainnya, tentu saja membaca banyak cerita fabel sebagai bekal analisis cerita. Sayang sekali, belum juara, tapi lolos kurasi dan diterbitkan. Maka ini menjadi daftar karya baru.

Di penerbit Litara, audisi naskah numerasi, mengirimkan 2 naskah baru. Wow, pengalaman baru yang juga menantang. Mesti belum lolos, tapi menambah pengalaman dan stok naskah hehe.

Di Dewan Kesenian Jakarta, mengirimkan 3 naskah novel lama dan 1 naskah novel baru. Deg-degan menunggu pengumuman. Semoga juara, aamiin.

Di Balai Bahasa Lampung, mengirimkan 1 naskah baru dengan riset super singkat dan minimnya informasi dari lokalitas yang diangkat. Sewaktu bingung cari penerjemah berbahasa lampung, pas banget ada yang rekannya buka jasa penerjemahan. Meski naskah belum lolos, menambah stok naskah, dan sepertinya bisa diprospek lagi.

Di Gerakan Literasi Nasional, mengirimkan 2 naskah baru dengan riset singkat untuk naskah yang kedua dan ide yang mepet sekali seminggu sebelum tenggat waktu. Jelang masa  kritis menuju batas pengiriman, akhirnya dapat 1 ilustrator lagi. Alhamdulillah bisa kolaborasi dengan 2 ilustrator baru dan menjadi pengalaman pertama. Meski belum lolos, rencananya akan kolaborasi untuk proyek yang lain.


Wow, banyak juga mendadak nulis naskah baru tahun ini di sela kesibukan belajar ini-itu untuk memperjuangkan mimpi. Semangat berproses!

Kabar baiknya, ini baru bulan September! Masih ada bulan berikutnya! 

Kamis, 26 Desember 2024

2024

 Hai, 2024.

Makin ke sini kian jarang buka, nulis, dan posting di blog ya. Maaf ya, aku sibuk belajar banyak hal: menulis skrip film dan mengikuti kompetisi Masterclass Pengembangan Skenario Original Series (SCENE)  2024, yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), kompetisi sinopsis film yang diadakan oleh Dapur Films, Sinemart Next Frame yang diselenggarakan oleh Sinemart, Workshop Menulis Novel yang Dilirik Production House (yang ternyata ada submit sinopsis dan 25 sinopsis terpilih akan ada coaching! woa, ternyata ceritaku masih dalam 8 sinopsis clear yang bisa lanjut nulis outline dan bab 1 lho. Ternyata ceritaku juga masuk nominasi cerita terpilih yang bisa diterbitkan oleh penerbit tersebut! Masyaallah alhamdulillah seneng banget. Setelah itu, ngos-ngosan nulisnya karena banyak impitan deadline huhu. Semuanya jadi satu di tanggal yang harusnya aku cuma fokus selesaikan outline dan bab 1 eh malah jadi multi tasking dalam banyak hal, huhu). Selain itu, aku juga membeli beberapa buku skenario dan kelas-kelas skenario berbayar. Sudah mengintip materi, tetapi belum sampai selesai, hehe. 

Sabtu, 08 April 2023

Menyemai Kebaikan untuk Kemaslahatan Bersama LMI

Menyemai kebaikan tidak perlu menunggu kaya raya. Banyak hal yang bisa kita bagikan kepada sesama. Sebagaimana kutipan Surah Al Hadid ayat 18.


Sedekah dan keutamaannya


إِنَّ ٱلْمُصَّدِّقِينَ وَٱلْمُصَّدِّقَٰتِ وَأَقْرَضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS Al-Hadid: 18)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sedekah bukan untuk mengurangi harta kita, tapi justru Allah akan melipatgandakannya. Baik laki-laki maupun perempuan yang gemar bersedekah, Allah menjanjikan bayaran yang lebih besar bagi mereka.


Ketika melakukan sedekah materi, milik kita memang berkurang. Ditambah lagi jika ternyata ada kebutuhan mendadak yang bisa datang kapan saja dan membuat kita merasa kewalahan sebab materi terus berkurang. Namun, rezeki dari Allah juga bisa datang dari mana saja dan melalui apa saja yang tidak terduga. 


Ada banyak lembaga kemanusiaan/zakat yang bisa membantu kita menyalurkan sedekah. Salah satunya adalah Lembaga Manajemen Infaq (LMI). Lembaga Manajemen Infaq (LMI) adalah lembaga filantropi profesional yang bertujuan mengangkat harkat dan martabat masyarakat kurang mampu melalui penghimpunan dana sosial (zakat, Infaq, Shadaqah, dan wakaf). LMI didirikan pada tahun 1995 dan berpusat di Kota Surabaya. Saat ini LMI memiliki 8 perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia.

LMI berkomitmen meluaskan manfaat dengan menjangkau saudara-saudara di seluruh wilayah Indonesia.

Tahun ini, LMI menyalurkan donasi bekal buka puasa di beberapa daerah, yaitu Depok, Denpasar, Blitar, Sidoarjo, dan Surabaya. Para penerima donasi sumringah menerima kebaikan dari orang-orang baik yang menitipkan sedekahnya pada LMI. 


LMI juga turut serta dalam Festival Ramadhan di Hatay yang berkolaborasi dengan KBRI dan 13 lembaga kemanusiaan/zakat. Selain menyalurkan bantuan logistik, LMI juga melakukan psikososial dan pentas kesenian untuk menghibur para penyintas (baca: orang yang mampu bertahan) dari bencana gempa di Turki. 








Bapak Susanto, Supervisor Penanggulangan Bencana LMI melaporkan langsung kegiatan Kolaborasi Penyaluran Paket Ramadan dan Psikososial Festival Ramadan - Endonezya Kardeslik Iftari dari Narlica, Hatay, Turki pada Jumat (7/4/2023). 






Selain itu, salah satu organisasi kepenulisan di kota kami juga kerap bekerja sama dengan LMI dalam menyalurkan kebaikan-kebaikan untuk sesama. 


Yuk, bersedekah. Menyemai kebaikan untuk kemaslahatan bersama LMI. 



Media sosial penyelenggara lomba:

Website:  lmizakat.id

Instagram: instagram.com/lmizakat

Facebook: facebook.com/lmizakat.org

 

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog “Meluaskan Manfaat” yang diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen Infaq dan Forum Lingkar Pena.  





Sabtu, 01 Januari 2022

Ayah dan Anak Laki-Lakinya

"Ayah, aku ikut olahraga bela diri ini ya," tanya anak laki-laki yang berdiri di depan sang ayah.
"Boleh. Asal nggak dibuat tawuran. Jangan cari-cari musuh. Ayah nggak suka," balas ayah sambil menatap anaknya penuh harap.
"Iya, Yah."
"Jangan sok paling jago. Nggak baik. Jangan sombong, tapi jadilah orang yang rendah hati."
Si anak hanya diam mendengarkan.
"Jangan pernah ikut tawuran," ayah mengingatkan sekali lagi.
"Iya. Tapi ikut konvoi, boleh?" anak laki-laki kembali bertanya.
"Buat apa? Keuntungannya apa?"
"Ya seneng aja, Yah, rame-rame naik motor sama temen-temen."
"Nggak. Ayah nggak suka."
Bukan hanya ibu yang bisa berkata "tidak", tapi ayah yang seringkali memberi jawaban "ya", suatu waktu juga bisa berkata "tidak".

Rabu, 08 Desember 2021

Ibu dan Anak Perempuannya - Bagian Dua

 Negatif yang Positif (3) 

Seri Anak dan Orang Tua


"Dari mana aja? Kenapa baru pulang?" sapa ibu dengan nada bicara tinggi. 

Si anak perempuan diam sambil melepas sepatunya. 

"Aku di kampus. Tadi pagi aku sudah izin kan?" sahut si anak. 

"Kamu nggak lihat, ini jam berapa? Udah malam ini! Jam sebelas malam!" tegas ibu dengan nada tinggi sambil berkacak pinggang. 

"Iya, Bu. Acaranya baru selesai. Aku langsung pulang ini, nggak mampir-mampir," balas si anak. 

"Kamu pikir, enak gitu jadi ibu? Diam di rumah, santai. Enggak! Kalau orang2 nggak di rumah, belum pulang juga padahal udah lewat jam, ibu khawatir!" jelas ibu masih berapi-api. Dadanya sesak menahan amarah. 

Si anak menghela napas. Di satu sisi merasa bersalah, di lain sisi memang tidak bisa berbuat apa-apa. 

"Kirim SMS kan bisa? Ibu telepon kamu tapi nggak diangkat! DiSMS juga nggak dibalas! Maumu apa? Dibiarkan gitu aja? Dilepas? Nggak mau diatur2?"

"Aku di jalan, Bu."

"Ngebantah terus! HPmu itu dibuang aja kalau nggak berguna."

Si anak menghela napas. Ibunya benar. Apa susahnya memberi kabar jika akan pulang lewat pukul sembilan malam? 

Ya, apa susahnya? Berkabar ke orang lain bisa, tapi ke keluarga sendiri lupa.

Ibu dan Anak Laki-lakinya

 Negatif yang Positif (2) 

Seri Anak dan Orang Tua


"Ibu. Ibu bangga nggak, sama aku? Aku jadi pelatih lho, sekarang," anak laki-laki bertanya dengan nada riang sambil memakai seragam kebanggaannya, lengkap ikat pinggang yang menandai statusnya sekarang. 

"Nggak," pekik ibu singkat. 

Hati saya mencelus. 

Wajah anak itu langsung muram. 

"Nggak bangga sama sekali!" ibunya menegaskan. 

Dada saya melesak. 

Anak itu menunduk lesu. Seakan menyiratkan jika kata yang diharapkannya tidak berhasil didapatkan. 

Saya ... merasa tahu bagaimana perasaan si anak. Pasti jauh lebih buruk dari yang saya rasakan.

Anak itu masih bergeming di depan ibunya. 

Dalam hati saya bilang, "Ibumu bohong! Jangan percaya. Dia pasti bangga! Hanya saja, ibumu tidak menggunakan kalimat positif. Kadang ucapan orang tua itu munafik! Suatu saat, kamu akan menyadarinya; ibumu bangga, tetapi dengan penyampaian yang berbeda."

Ibu dan Anak Perempuannya

Negatif yang Positif (1) 

Seri Anak dan Orang Tua


"Sampai berkali-kali pun kamu ikut kejuaraan, kamu nggak akan pernah juara kalau lemot terus!" ibu membentak anak perempuannya. 

Si anak diam. Seakan membenarkan ucapan ibunya bahwa dirinya memang lemot. Namun, di dalam hati si anak, diam-diam bersumpah akan membungkam mulut ibunya dengan banyaknya gelar juara yang diraih di masa depan nanti. 

Si anak terus berupaya untuk lebih cekatan. Beberapa tahun kemudian, dia berhasil meraih juara, juga mentraktir makan ibu, ayah, juga adiknya menggunakan uang saku dari hasil kejuaraan yang diikutinya. 

Anak itu tersenyum penuh makna. Dia menang telak. Ibu juga menang karena berhasil membarakan semangat anaknya. Dalam hati anak itu berujar, "Ibu... negatif yang positif. Ibu sayang dengan cara yang berbeda."

Sebagian 2025

Awal tahun 2025 menjadi pembuka untuk memulai pelajaran baru, dalam rangka menambah kemampuan. Kali ini dimulai dengan mengikuti workshop pe...