"Ya ampun, ini belum dikerjain."
"Lho, yang itu juga belun dikerjain."
"Buset, besok deadline-nya!"
"Banyak banget sih yang harus dikerjain?!"
"Bikin stressssss!"
Tenang. Sabar.
Tenang katamu?
Sabar katamu?
Coba sini jadi aku! Apa kamu bisa handle semua itu?!
Memangnya kamu habis ngapain aja?
Nyantailah. Libur, kan? Masa mesti ngapa-ngapain terus?! Kan aku juga manusia!
Tenang. Nggak usah ngegas. Atur napas aja dulu. Sini saya kasih tips sederhana untuk mengurangi bahkan melepaskan stress.
1. Mengaji
Saat serangan pikiran datang bertubi-tubi dan mulai menyerang hati serta mood, saya coba untuk mengaji. Satu-dua surat rasanya bisa mengurangi stress, hatu dan pikiran terasa lebih jernih setelah keruh sebelumnya. Coba deh, ngaji daripada marah-marah dan sambat sana-sini.
2. Atur Napas
Sebelum marah-marah, kamu bisa atur napas dulu untuk menjernihkan pikiran dan hatimu yang mungkin amat keruh. Ya, mungkin dengan atur napas nggak bikin stressmu langsung hilang. Tapi lumayan kan kalau sedikit terasa melegakan.
3. Berhenti chatting, cheating, stalking, dan updating di sosmed
Kadang, stress justru membuat orang menghabiskan waktu untuk chatting dan updating status di sosmed dengan beragam tujuan: salah satunya mungkin biar diperhatiin. Iya, kalau diperhatiin. Kalau nggak? Yah, sakit hati deh.
Cheating: nyakiti orang lain dengan mempermainkan dia, mengatasnamakan secara tersirat bahwa kamu sedang stress dan butuh pelarian. Kamu jangan jahat dong :-( memangnya mau dijadiin pelarian juga? :-(
Stalking: terganung stalking apa dulu sih ya. Kalau stalking yang bikin toxic, ya gimana bisa ngurangi stress? Boro-boro berkurang, yang ada makin nambah! Kalau stalkingnya positif, bisa jadi stressmu berkurang. Semuanya tergantung kamu.
Minggu, 16 Juni 2019
Sabtu, 06 April 2019
Bandung Punya Cerita - Bagian Lima
09 November 2018.
Kami masih di Bandung. Dan perjalanan belum berakhir. Ini masih hari kedua dari sekian hari yang akan kami habiskan di Bandung. Pagi ini kami menuju ke salah satu universitas ternama di Bandung. Coba tebak, universitas apa? Nggak tahu? Universitas di Bandung banyak?
Baik, akan saya beri petunjuk. Kampus ini terletak di Jalan Raya Bandung Sumedang Km 21.
Lebih tepatnya di Jatinangor. Jadi, apa nama kampusnya?
Yap, Unpad!
Universitas Padjajaran.
Pagi itu kami menimba ilmu di acara seminar. Jarak tempuh dari gerbang utama ke Bale Sartika, ternyata juga lumayan kalau jalan kaki. Kami menimba ilmu selama beberapa jam di Bale Sartika. Duduk di kursi empuk yang dilengkapi dengan meja lipat yang terletak di lengan kursi. Seminar nasional ini adalah bentuk kerja sama antara Unpad, IAI, dan juga Umsida. Kami juga melaksanakan salat zuhur di masjid kampus. Beruntung, jaraknya dekat dengan Bale Sartika. Kalau jauh, sia-sia makanan yang sudah kami santap seusai seminar, hehe.
Sebagai seorang yang suka berimajinasi, pikiran saya mulai ke mana-mana selama berjalan ke masjid dengan melewati berbagai medan yang memang lebih tinggi letaknya dibandingkan jalan raya. Mulai dari pikiran positif sampai yang paling negatif, senang sampai merinding karena “imajinasi horor” itu sempat mampir tanpa diminta. Ya, kadang saya risi kalau ada yang datang tanpa diundang dan susah pergi.
Destinasi berikutnya, rombongan kami berpencar sesuai dengan pembagian kunjungan ke perusahaan. Saya dan teman satu bus mengunjungi perusahaan yang memproduksi kue kering. Selama perjalanan menuju dan sudah di Bandung, pesan yang saya terima di WhatsApp pun beragam. Salah satunya, sore itu, seputar hujan lebat di Sidoarjo, juga yang menimpa wilayah lain. Tak lama setelah sekilas membaca pesan itu, Bandung diguyur hujan. Awalnya hanya rintik kecil yang juga membentur jendela bus. Kemudian berubah menjadi rintik besar dan jalanan sudah basah begitu saja.
Area untuk parkir bus becek sore itu. Hujan masih terus turun dan kami harus oper kendaraan menggunakan shuttle atau len—kalau di Sidoarjo. Hawa di Bandung terasa makin dingin seiring dengan perjalanan kami.
Setiba di J and C Cookies, kami memasuki area steril. Sembari menunggu bergantian mengelilingi pabrik kue kering ini, kami juga bisa menggali infomasi ke pegawai untuk memperoleh data yang kami butuhkan dalam pengerjaan laporan nantinya. Setiap rombongan yang akan mengelilingi pabrik untuk melihat proses produksi hingga pengemasan, mengenakan jas putih dan juga masker. Mesin-mesin yang ada di sana pun terlihat masih bagus. Dari penjelasan pegawai di sini, perusahaan ini juga mempekerjakan warga sekitar apabila telah masuk masa produksi.
Psst, perjalanan di Bandung kami belum usai! Tunggu cerita selanjutnya ya!
Psst, saya nggak sabar dengan destinasi-destinasi lainnya di itinerary!
Sidoarjo, 5/4/19
Ttd,
Perindu Bandung
Langganan:
Komentar (Atom)
Sebagian 2025
Awal tahun 2025 menjadi pembuka untuk memulai pelajaran baru, dalam rangka menambah kemampuan. Kali ini dimulai dengan mengikuti workshop pe...
-
Hai, 2024. Makin ke sini kian jarang buka, nulis, dan posting di blog ya. Maaf ya, aku sibuk belajar banyak hal: menulis skrip film dan men...
-
Menyemai kebaikan tidak perlu menunggu kaya raya. Banyak hal yang bisa kita bagikan kepada sesama. Sebagaimana kutipan Surah Al Hadid ayat 1...
-
Negatif yang Positif (3) Seri Anak dan Orang Tua "Dari mana aja? Kenapa baru pulang?" sapa ibu dengan nada bicara tinggi. Si an...