Awal tahun 2025 menjadi pembuka untuk memulai pelajaran baru, dalam rangka menambah kemampuan. Kali ini dimulai dengan mengikuti workshop penulisan cerita anak, beberapa kelas daring juga. Berlanjut mengikuti lomba-lomba cerita anak seperti Sayembara Penulisan Cerita Anak Balai Bahasa Jawa Timur, penerbit SIP, penerbit Litara, Dewan Kesenian Jakarta, Balai Bahasa Lampung, dan Gerakan Literasi Nasional.
Ikut serta lomba-lomba ini sangat nekat, tapi tekad ini telah diimbangi keseriusan dan ketekunan melalui kelas-kelas berbayar. Setiap pemateri saling melengkapi meski berbeda topik kelasnya. Ini menjadi bekal yang bisa diteruskan untuk berkarya. Meskipun belum lolos di beberapa lomba, setidaknya sudah berusaha melakukan yang terbaik. Berani mencoba lebih baik daripada diam lalu menyesal, bukan?
Rasanya, sudah baca banyak buku cerita anak, bahkan ilustrasi & teks. Semua sudah dibaca, bahkan dianalisis tapi tetap saja tidak lolos. Artinya, butuh banyak belajar lagi sampai akhirnya bisa menerbitkan buku. Februari hingga Juli, terhitung sangat produktif menulis setelah bertahun-tahun jarang ikut lomba nulis karena sibuk dengan organisasi kampus dan non kampus. Senang sekali di tahun 2025 bisa kembali menulis dan ikut lomba.
Di workshop Forum Lingkar Pena Sidoarjo, mengirimkan 1 naskah cerita anak. Tentu saja membaca cerita anak lebih dulu sebagai pelajaran utama. Naskah diterbitkan dalam bentuk antologi bersama para anggota baru FLP Sidoarjo, dan peserta umum. Ini menjadi acara perdana FLP yang mengabadikan karya anggota baru bersama peserta workshop.
Di Sayembara Penulisan Cerita Anak Balai Bahasa Jawa Timur bagian 1 Dwi Bahasa, mengirimkan 1 naskah baru. Namun, tidak lolos. Di bagian 2 Berbahasa Daerah, mengirimkan 1 naskah (bagian 1) dan 2 naskah baru. 1 naskah baru lolos dan saat ini sedang dalam proses ilustrasi.
Di penerbit SIP, lomba dongeng fabel, mengirimkan 1 naskah baru. Wow, pengalaman baru juga ini menulis dongeng fabel. Seperti langkah awal lainnya, tentu saja membaca banyak cerita fabel sebagai bekal analisis cerita. Sayang sekali, belum juara, tapi lolos kurasi dan diterbitkan. Maka ini menjadi daftar karya baru.
Di penerbit Litara, audisi naskah numerasi, mengirimkan 2 naskah baru. Wow, pengalaman baru yang juga menantang. Mesti belum lolos, tapi menambah pengalaman dan stok naskah hehe.
Di Dewan Kesenian Jakarta, mengirimkan 3 naskah novel lama dan 1 naskah novel baru. Deg-degan menunggu pengumuman. Semoga juara, aamiin.
Di Balai Bahasa Lampung, mengirimkan 1 naskah baru dengan riset super singkat dan minimnya informasi dari lokalitas yang diangkat. Sewaktu bingung cari penerjemah berbahasa lampung, pas banget ada yang rekannya buka jasa penerjemahan. Meski naskah belum lolos, menambah stok naskah, dan sepertinya bisa diprospek lagi.
Di Gerakan Literasi Nasional, mengirimkan 2 naskah baru dengan riset singkat untuk naskah yang kedua dan ide yang mepet sekali seminggu sebelum tenggat waktu. Jelang masa kritis menuju batas pengiriman, akhirnya dapat 1 ilustrator lagi. Alhamdulillah bisa kolaborasi dengan 2 ilustrator baru dan menjadi pengalaman pertama. Meski belum lolos, rencananya akan kolaborasi untuk proyek yang lain.
Wow, banyak juga mendadak nulis naskah baru tahun ini di sela kesibukan belajar ini-itu untuk memperjuangkan mimpi. Semangat berproses!
Kabar baiknya, ini baru bulan September! Masih ada bulan berikutnya!