Hati Sahabat
Juli 23, 2015
Seperti tertusuk mawar berduri
Hatiku berdarah, menjerit tak henti
Dalam hujan ku harap kan henti
Hingga mentari sinari gelapnya hari
Hatiku berdarah, menjerit tak henti
Dalam hujan ku harap kan henti
Hingga mentari sinari gelapnya hari
Tuhan, langitku tampak mendung
Kelopak mataku tak mampu membendung
Hingga hujan deras menghapus kebahagiaanku
Menenggelamkanku dalam lautan keterasingan
Kelopak mataku tak mampu membendung
Hingga hujan deras menghapus kebahagiaanku
Menenggelamkanku dalam lautan keterasingan
Sungguh menyakitkan
Ketika ku menghargai seseorang dalam segala hal
Namun tak dapat balasan bahkan selalu terabaikan, dilupakan
Aku tak memintanya untuk membalas
Tapi setidaknya ia bisa menghargaiku
Apa dan bagaimanapun bentukku
Ketika ku menghargai seseorang dalam segala hal
Namun tak dapat balasan bahkan selalu terabaikan, dilupakan
Aku tak memintanya untuk membalas
Tapi setidaknya ia bisa menghargaiku
Apa dan bagaimanapun bentukku
Aku pernah berharap
Berharap kau kan selalu menghiasi langit hidupku
Menjadi bintang yang berkedip paling gemilang
Meski langitku mendung, namun kau coba cerahkan
Tanpa membuatku teteskan air hujan
Berharap kau kan selalu menghiasi langit hidupku
Menjadi bintang yang berkedip paling gemilang
Meski langitku mendung, namun kau coba cerahkan
Tanpa membuatku teteskan air hujan
Namun faktanya, hujan mengguyur kebahagiaanku
Menenggelamkan ku dalam banjir kecemburuan
Saat ku melihatmu lebih dekat dengan orang lain
Sedang saat kau bersamaku
Tak pernah kau sedekat itu padaku
Menenggelamkan ku dalam banjir kecemburuan
Saat ku melihatmu lebih dekat dengan orang lain
Sedang saat kau bersamaku
Tak pernah kau sedekat itu padaku
Sahabat, kau perlu tau
Jika tiap detik kau tak menghiraukanku
Hatiku bagai kaca yang kau jatuhkan
hingga terurai terpisahkan
Sedang sisanya menusuk telapak kaki ku
Jika tiap detik kau tak menghiraukanku
Hatiku bagai kaca yang kau jatuhkan
hingga terurai terpisahkan
Sedang sisanya menusuk telapak kaki ku
Kau bisa bayangkan itu
Betapa hancurnya saat kau tak menghiraukanku
Terlebih lagi saat kau tak pernah mengajakku bercerita
Kau tinggalkanku sendiri di hutan tak berpenghuni
Betapa hancurnya saat kau tak menghiraukanku
Terlebih lagi saat kau tak pernah mengajakku bercerita
Kau tinggalkanku sendiri di hutan tak berpenghuni
Hingga membuatku termenung menyendiri
Merasakan betapa dahsyatnya kesedihan diri
Sedang kau pergi ke kota bersamanya
Asyik bercerita tanpa terfikir
Di benakmu sepintas tentangku
Merasakan betapa dahsyatnya kesedihan diri
Sedang kau pergi ke kota bersamanya
Asyik bercerita tanpa terfikir
Di benakmu sepintas tentangku
Kau tak pernah menyadari betapa besar harapanku
Kau kan jadi bintang sejati yang selalu menerangi
Dan tak henti berkelip dalam langit hidupku
Kau kan jadi bintang sejati yang selalu menerangi
Dan tak henti berkelip dalam langit hidupku
Terima kasih atas ukiran namamu di hatiku
Lukisan tawa dan suka begitu menawan
Serta goresan luka warnai hariku
Namun kau tetap orang yang ku sayang dalam hidupku
Lukisan tawa dan suka begitu menawan
Serta goresan luka warnai hariku
Namun kau tetap orang yang ku sayang dalam hidupku
Sidoarjo, April 2012
Inka Ayu P
0 Comments