KKN Punya Cerita Bagian Dua dan Terakhir
Januari 21, 2020
Bentar lagi KKN kelar!
Yay, bentar lagi pulang!
Tapi berita buruknya, ada proker yang belum jalan!
Mampus deh!
Gimana nih, KKN yang lain sudah pada kelar, tinggal pamitan-pamitan aja ke pihak-pihak yang berkepentingan. Berterima kasih karena sudah diterima dan dibantu selama KKN. Ini penting lho gaes, sungguh. Biar KKN kalian nggak dicap blabla sama orang-orang sana.
Proker belum kelar? Take a deep breath. Atur napas dulu. Pikir-pikir lagi mesti gimana-gimananya biar cepat jalan. Rapat sama anggota, cari jalan keluar. Tetapkan deadline atau tenggat waktu yang sangat ketat dan harus tercapai! Apalagi kalau sudah H-7 penutupan KKN. Segera cari solusinya. Cari info sana-sini. Terus segera rapat lagi. Siapin ini itu. Lalu eksekusi.
Jadi, jangan senang-senang atau leyeh-leyeh atau santuy-santuy dulu yang diambil. Lebih baik di dua-tiga minggu pertama langsung persiapkan timeline dan deadline semua proker sambil disiap-siapin butuh apa aja, sasarannya siapa aja, dan mesti pakai strategi apa. Lanjut eksekusi.
Ada banyak hal yang bisa ngebantu kalian buat kelarin proker. Salah dua-tiganya, sudah saya sebutin di atas. Pokoknya gerak terus! Jangan males-malesan! Jangan leyeh-leyeh ambil enaknya doang tapi nggak ikut bantu sama sekali atau cuma bantu dikit!
Hai, gaes, setelah KKN kelar, penderitaan eh kok penderitaan. Salah ding, tangunggan lebih tepat kayaknya. Tanggungan KKN belum usai! HAHAHA! Kalian masih harus nyusun laporan individu dan kelompok! Iya, kalau di Universitas tempat saya kuliah gitu. Jadi, kelompok saya menyiasati ngerjain laporan KKN seminggu sebelum KKN usai! Iya! Kenapa gitu? Karena dari pihak kampus minta kita MoU (perjanjian) sama tokoh desa setempat untuk kerja sama lagi. Nah, buat jaga-jaga kalau ditanya tokoh setempat, "selama KKN ngapain aja kok nggak kelihatan kegiatannya? Kok ngga ngundang saya," dsb, bikinlah kalian laporan KKN buat bukti! Ih masa tokoh setempat bilang gitu? Ini based on true story, gaes. Cerita saya dari KKN tahun lalu. Ya kami mencoba untuk "maklum" tokohnya sibuk jadi lupahadir, padahal jelas kami sudah ngundang beliau, dst.
Terus pamitlah kalian sama pemilik tempat yang kalian singgahi entah buat proker atau nginap, dst, pokoknya yang kalian libatin. Emak-bapak menyebutnya "unggah-ungguh". Datang minta izin, masa pulangnya nggak pamit? Heu. Kalau mau ngasih tanda terima kasih ke mereka juga boleh. Ngasih kenang-kenangan buat tokoh atau kelurahan juga boleh, malah lebih bagus.
Nah tapi di sela-sela jalanin proker, refreshing lah juga kalian biar ngga stres gaes. Jelajah di desa-desa tetangga juga seru kok. Nih fotonya.


Sekali lagi makasih banget buat tim KKN saya dan semua pihak yang terlibat! Saya dapat banyak banget pelajaran yang nggak saya dapat dari kuliah. Yas, pelajaran hidup! Pandai-pandailah memaknai setiap hikmah yang kalian dapat ya, gaes. Memang saat mengalaminya, segalanya terasa sulit dan berat, pengin pulang aja daripada di sini tapi blabla. Tapi, setelah badai berlalu, orang yang paham akan mengerti bahwa apa yang telah dialami adalah pelajaran berharga. Ngga semua hal harus dialami sendiri kan? Dari pengalaman orang lain kita bisa belajar.
0 Comments